Saturday, December 17, 2011

KU KEKOSONGAN



 "Aku letih hidup. Aku letih menghadapi dunia. Aku letih menerima diriku sendiri. Aku sungguh letih....." ungkap seorang temanku di suatu malam yang dingin  dalan FB.
Aku tahu, bahwa sebagai seorang pengusaha yang cukup berjaya, dia tidak kekurangan apaapa pun. Rumah mewah. Suami kacak dan berjawatan tinggi. Anak-anaknya yang telah mulai dewasa kini belajar di luar negara. Apa lagi yang kurang?
Ya, apalagi yang diinginkannya?
Namun, mengapa hidupnya seringkali terasa kosong dan sepi?
Sesuatu yang tak difahaminya mengenai hidup?

Sesuatu yang terasa asing jauh mengendap dalam jiwaku. Berapa banyakkah dari antara kita yang saat ini sedang mengalami kesesakan dan kehampaan dalam limpahan hasrat dan cita-cita yang telah tercapai? Berapa banyakkah dari antara kita yang kini tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan setelah segala sesuatu telah dimiliki?
Berapa banyakkah dari antara kita yang kini merasa hampa dan letih menerima dan menghadapi waktu-waktu hidupnya?

Ada sesuatu yang terasa hilang kini. Hilang dan tak tercapai. Dan sementara kita terus mencari, kita sendiri tak tahu apa yang sedang kita cari. Aneh tapi nyata. Aneh, kerana sebenarnya tak ada lagi yang terasa kurang. Nyatanya, hidup terasa belum lagi cukup. Dan bahkan tidak pernah cukup hanya dengan segala kekuasaan dan kekayaan yang kita miliki.
Maka untuk apa kita hidup sebenarnya? Untuk apa dan mengapa?

Kami turut berkongsi kesepian kami. Kepahitan kami. Kegundahan kami. Diri kami adalah suatu kenyataan yang tak terhapuskan. Kerana kami hidup dan masih hidup. Dan seletih apapun diri kita, sepahit apapun pengalaman kita. Seperit manapun kesepian kita, kita telah ada dan sedang mengalami dan itulah yang harus kita hadapi sekarang dan bersyukur atas hidup ini.

"Sebab penyesalan hanya bererti bahwa aku mempersalahkan keputusan Sang Pencipta .. Tidak....... Aku ada kerana aku harus ada sesuai kehendakNya. Bukannya pasrah menyerah atau lebih buruk lagi, melarikan diri dari kenyataan ini untuk memusnahkan diriku sendiri. Aku letih hidup tetapi aku tetap akan tegar untuk menghadapinya. Kekosonganku. Kehampaanku. Ketak-berdayaanku hanyalah akan lebih bermakna jika kuhadapi sendiri. Untuk mengubah hidupku. Dan aku harus berubah, temanku, harus....."

 Dan tiba-tiba, seperti juga temanku ini, hidup memang tidak cukup hanya dengan hasrat menikmati. Tetapi jauh lebih penting dari itu adalah keinginan untuk berubah dan mengubah hidup ini. Sebab sama seperti waktu yang terus menerus berubah dari detik ke detik, kita semua harus berubah agar dapat menikmati hidup ini dengan lebih baik. Dan semuanya bergantung pada diri kita sendiri....dan ketentuanNya.......

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Keluargaku.....

Mobile Uploads Slideshow: Fauziah’s trip to Kuala Lumpur was created with TripAdvisor TripWow!